PENGERTIAN, TUJUAN, DAN IDENTIFIKASI SECARA UMUM TENTANG SUFI HEALING


A.                      PENGERTIAN, TUJUAN, DAN IDENTIFIKASI SECARA UMUM TENTANG SUFI HEALING
Sufi healing, atau penyembuhan sufi merupakan sebuah tren baru dikalangan masyarakat modern yang tampaknya telah mengalami titik jenuh dengan berbagai pola orientasi material. Sebagian mereka mulai melirik dunia spiritual dalam bermacam-macam lini kehidupan, termasuk dunia kesehatan. Setelah sistem pengobatan dengan alat-alat canggih dan bahan-bahan kimia berkembang sedemikian rupa, namun pada kenyataanya tak mampu menyelesaikan secara utuh persoalan-persoalan penyakit yang banyak diderita, maka orang kemudian beralihke pengobatan yang bersifat alternatif-spiritualistik. Kecenderungan ini terus berkembang mengikuti tren sufistik, seiring kebangkitan  the new age, di barat maupun di timur.
Kalimat Sufi healing terbentuk dari dua buah kata yaitu sufi dan healing. Kata sufi sendiri dirujuk pada pengertian seorang atau lebih, dari hamba Allah yang sedang berupaya atau mengupayakan orang lain untuk merasakan lezatnya berhubungan langsung dengan Tuhan. Sementara healing, berasal dari kata ‘heal’ yang berarti penyembuhan. Ada beberapa pengertian mengenai kata ’heal’ dalam bahasa inggris, yaitu: pertama, membuat utuh atau sempurna; memulihkan kesehatan; bebas dari penyakit. Kedua, menuju suatu akhir atau konklusi (misalnya konflik-konflik antar perseorangan, kelompok dan sebagainya, yang menyebabkan adanya pemulihan persahabatan akibat konflik tersebut); menerangkan; rekonsiliasi. Ketiga, bebas dari sifat-sifat buruk; membersihkan, memurnikan, keempat, akibat suatu obat.
Berdasarkan pemaknaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kata heal tidak terbatas pada suatu penyakit fisik, melainkan psikis dalam sebuah proses pengalaman yang panjang menuju kesempurnaan, atau paling tidak kembali seperti semula. Hal itu berarti bahwa segala sesuatu yang berupaya untuk kembali ke wujud, karakter, unsur aslinya mengharuskan suatu proses panjang yang berupa pengalaman. Proses tersebut harus dilakukan sendiri dan dari dalam diri sendiri dengan penuh kesungguhan, atau dengan kata lain, memaksimalkan potensi diri sendiri.
Bagi kaum sufi, sufi healing telah dilakukan sejak mereka memasuki tahap al-bidayah (permulaan), yaitu memasuki beberapa tahap kesufian, yakni takhalli (pengosongan jiwa dari segala sesuatu yang merusak), tahali (pengisian jiwa dengan segala sesuatu yang mulia), tajalli (menemukan apa yang dicari dan mengaplikasikanya dalam kehidupan sehari-hari). Kemudian mujahadah dan riyadhah, melalui maqamat dan ahwal. Lalu sampailah pada nihayah (akhir pencarian). Para sufi menamai nihayah ini sebagai maqam terakhir, yaitu wushul (percapaian),  ihsan (perbuatan yang baik),  atau fana’ (ketidakkekalan). Orang yang telah sampai pada manzilah ini dinamakan ahl al-irfan.
Namun bagi orang awam, banyak jalan yang bisa ditempuh untuk melakukan healing sufistik. Jalan-jalan tersebut antara lain sama dengan apa yang dilakukan oleh kaum sufi, yakni dengan melalui cara berdzikir, shalat, membaca shalawat, dan mendengarkan musik. Cara-cara ini terbukti sangat ampuh dalam mengatasi berbagai penyakit. Tentu saja, dengan metode atau kaifiah tertentu atau dengan bimbingan seorang guru.


B.                      MANUSIA MAKHLUK BI-DIMENSIONAL

·  . KONSEP MANUSIA

1. Homo  Soloensis        : Makhluk bijaksana/berakal
2. Homo Ekonomicus  : Makhluk berekonomi, beraktifitas untuk     mempertahankan hidup dan     memenuhi kebutuhan hidup
3. Homo Sosialis  : Makhluk sosial/ bekerja sama dg manusia lain dalam     memenuhi kehidupan
4. Homo Recens  : Makhluk jaman sekarang yg memiliki peradaban
5. Homo Religius  : Makhluk berketuhanan sepanjang jaman.

·  MANUSIA MENURUT AJARAN ISLAM

1.Makhluk yang paling baik bentuknya dan paling sempurna karena memiliki akal serta memiliki tiga kemampuan, yakni :
a.Mengerjakan perbuatan baik/ buruk
b.Memilih perbuatan baik dan benar
c.Mempertanggungjawabkan perbuatannya besok di akhirat kelak di hadapan Allah (mempunyai hubungan dengan Allah)
Manusia dalam Al-Qur’an disebut dengan beberapa kata :
1. ﺍﻨﺱ    : Manusia, makhluk nyata
2. ﺍﻨﺴﺎﻦ   : Manusia, makhluk yang berfikir
3. ﺒﺸﺮ   : Manusia, makhluk yg beraktifitas
4. ﺒﻨﻰﺁﺪﻡ   : Manusia, makhluk keturunan     Nabi Adam
5. ﻨﺎﺱ   : Manusia, makhluk yg     berkepemilikan
6. ﻋﺒﺪ  : Manusia, makhluk pengabdi
1. Manusia menurut Al-Qur’an adalah Makhluk Allah yang nyata (kelihatan), mempunyai kemampuan berfikir (akal), dan beraktifitas serta berasal dari nabi Adam, memiliki alam semesta untuk diolah dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup serta diciptakan untuk mengabdi kepada Allah
2. Proses penciptaan manusia : Surat Sajdah ayat 7,8,9 Surat Al-Mukminun ayat 11-16
3. Manusia pertama diciptakan dari tanah, keturunan Nabi Adam diciptakan dari nuthfah/ pembuahan.
       Manusia akan paham terhadap dirinya, untuk apa diciptakan, darimana asalnya, bagaimana dia menjalani hidup, dsb.Firman Allah surat at-Thariq;5”Maka hendaklah manusia memperhatikan darimana dia diciptakan””Barang siapa mengenal dirinya sendiri, dia akan mengenal Tuhannya (Allah)” 

·  DIMENSI MANUSIA DALAM BERBAGAI PANDANGAN

-  Menurut Prof Dr. Ali Syari’ati (Sejarahwan dan sosiolog Islam), mengatakan ”Manusia adalah makhluk bidimensional, mempunyai dua kecenderungan, yakni;
-  Kecenderungan berbuat baik, karena berasal dari hembusan roh Allah (lambang kebaikan dan Dzat yang Maha Mulia serta terluhur sepanjang masa)
-  Kecenderungan berbuat jahat/ buruk, karena berasal dari tanah yang berlumpur (lambang kejelekan karena letaknya di bawah/ rendah, kotor, berpenyakit)
-  Dengan akalnya manusia dapat memilih kecenderungan untuk berbuat baik, dalam menentukan pilihannya manusia memerlukan bimbingan/ petunjuk yakni wahyu Allah (ajaran agama Islam)
Menurut Murtadha Muttahhari (Budayawan dan ulama) :
          Bahwa manusia adalah makhluk multidimensional, mempunyai banyak karakteristik, yakni :
1.Beraktifitas untuk mempertahankan/ memenuhi hidup
2.Memiliki emosi yang bersifat etis, ingin memperoleh keuntungan dan menghindari kerugian
3.Perhatian terhadap keindahan
4.Memiliki dorongan untuk menyembah Allah
5.Memiliki sifat ingin tahu
6.Berkeinginan untuk maju, beride, inovatif
7.Mampu mengenal dirinya sendiri
8.Selalu berkeluh kesah
9.Pada dasarnya tidak berdosa
10.Tidak bisa hidup sendiri
Menurut Al-Qur’an, manusia adalah :
1. Makhluk biologis terdiri dari strukktur tubuh yang bagus dan sempurna
2. Makhluk psikologis, mempunyai kebutuhan lahiriyah dan batiniyah. Membutuhkan suasana damai, tenang, nyaman, senang, bahagia, sejahtera. Membutuhkan moralitas, etika, estetika, norma, agama, dll
3. Makhluk Sosial, selalu membutuhkan orang lain, ingin kerjasama, tolong-menolong.
4. Makhluk Religius, mengakui adanya kekuatan yang luar biasa di luar kemampuan inderanya.
·  POTENSI MANUSIA

 Adalah kekuatan dari Allah yang diberikan kepada manusia untuk menjalankan kewajibannya terhadap ajaran agama Islam
Potensi manusia ada 2, yakni
1. Potensi jasmani berupa anatomi tubuh manusia untuk melaksanakan/menjalankan ibadah kepada Allah
2. Potensi Rohani berupa akal, hati, hati nurani, ruh. Untuk mempercayai hakekat Allah dan mengarahkan manusia berbuat baik menuju ke jalan yang benar, yang diridhoi Allah.



C.                      TASAWUF DAN PROBLEM KEHIDUPAN

Tasawuf sebagai suatu bidang “keilmuan”, tasawuf sebagai suatu bentuk “amalan”, dan tasawuf sebagai bentuk “sikap” dan “pemikiran”. Tasawuf dalam bidang keilmuan mengisyaratkan bahwa tasawuf yang dimaksud adalah ilmu tasawuf, yak diyakini sebagai jalan (tarekat) menuju tuhan. Sementara tasawuf sebagai amalan, menggambarkan bentuk perilaku dan langkah-langkah yang harus ditempuh oleh seseorang dalam menjalankan kehidupan sufistik. Kemudian tasawuf sebagai sikap dan pemikiran, menempatkanya pada suatu pemikiran tasawuf yang dapat diaplikasikan dalam sikap hidup sehari-hari dalam menghadapi tantangan kehidupan.



D.                      PERLUNYA TERAPI SUFISTIK

Salah satu nikmat Allah SWT yang paling penting bagi umat manusia dalam kehidupan ini adalah nikmat sehat, baik jasmani maupun rohani. Namun, disadari atau tidak, sering kali kenikmatan yang satu ini diabaikan, hingga datang waktunya sakit. Setelah rasa sakit itu diderita dan berbagai jenis obat telah dicoba tapi tak kunjung sembuh, barulah kesadaran akan keberadaan Allah SWT dirasa perlu. Anehnya, perasaan ingin selalu dekat dengan-Nya, demikian dirindukan, dan acap kali dzikir qalbi maupun qauli terucap dengan penuh pengharapan. Hal ini diakui oleh mayoritas peneliti, setelah melakukan kajian mengenai peran agama dalam kesehatan, bahwa ada pengaruh positif antara spiritualitas dengan kesehatan.
Dengan demikian, jelaslah bahwa pentingnya terapi sufistik dalam rangka menyembuhkan berbagai penyakit, baik fisik maupun psikis. Terutama kaitanya dengan penyakit fisik, terapi spiritual dapat dilakukan sebagai penunjang proses penyembuhan medis. Dalam istilah Dadang hawari, sebagai pedamping terapi medis. Dalam problem kehidupan saat ini terapi sufistik dapat disembuhkan.



E.                       KONSEP TERAPI SUFISTIK

Meniti jalan untuk sampai kepada Allah adalah ciri khas orang-orang mukmin yang shaleh. Untuk inilah para nabi dan rasul diutus. Para ulama dan mursyid (guru tarekat) juga menyerukan untuk sampai kepada tujuan tersebut, agar seseorang dapat meningkat dari sifat materi dan hewani menuju derajat kemanusiaan dan kemalaikatan, dan agar dapat merasakan nikmatnya berdekatan dengan Allah dan serta lezatnya berdampingan dengan-Nya. Pada dasarnya tarekat (jalan) adalah salah satu,  walaupun terdapat banyak amalan dan sarana sesuai dengan perbedaan ijtihad serta perubahan ruang dan waktu. Oleh karena itu, pada akhirnya muncul beragam cara tarekat sufi, tapi dalam esensinya adalah suatu jalan saja.
Jalan untuk sampai kepada Allah SWT sangat berkaitan dengan maqam-maqam dalam hati, seperti taubat, wara’ zuhud, sabar, qana’ah, ridha, tawakkal, mahabbah, dan makrifat, serta berkaitan dengan sifat-sifat terpuji seperti shiddiq, ikhlas, khauf, dan raja’. Semua itu sudah diajarkan oleh Rasulullah SAW secara langsung kepada para sahabat, dan dalam tasawuf dikenal dengan maqamat dan ahwal.
Maqam (jama’: maqamat) adalah hasil kesungguhan dan perjuangan terus menerus, dengan melakukan kebiasaan-kebiasaan yang lebih baik lagi. Sedangkan hal (jama’: ahwal), adalah kondisi sikap yang diperoleh seseorang yang datangnya atas karunia Allah SWT kepada yang dikehendaki-Nya. Adapun beberapa istilah yang disebut-sebut sebagai maqamat dan ahwal.

F.                       PIKIRAN, MAKANAN PENYEBAB PENYAKIT
Pikiran adalah gagasan dan proses mental. Berpikir memungkinkan seseorang untuk merepresentasikan dunia sebagai model dan memberikan perlakuan terhadapnya secara efektif sesuai dengan tujuan, rencana, dan keinginan. Kata yang merujuk pada konsep dan proses yang sama diantaranya kognisi, pemahaman, kesadaran, gagasan, dan imajinasi.
Berpikir melibatkan manipulasi otak terhadap informasi, seperti saat kita membentuk konsep, terlibat dalam pemecahan masalah, melakukan penalaran, dan membuat keputusan.
Berpikir adalah fungsi kognitif tingkat tinggi dan analisis proses berpikir menjadi bagian dari psikologi kognitif.
Ada banyak penyebab bakteri yang memicu keracunan makanan, termasuk diantaranya 7 jenis bakteri ini. Kenali sehingga Anda bisa menghindarinya.

1. Escherichia coli (E.coli)
Bakteri ini hidup dalam usus manusia dan juga sapi, kambing serta domba. Karenanya keberadaan E.coli bisa dipakai untuk mengindikasikan adanya kontak dengan kotoran manusia. Bakteri E.coli juga sering ditemukan pada daging yang kurang matang, susu segar (raw milk), dan jus.

Gejala kontaminasi E.coli meliputi diare berat, nyeri perut, serta muntah yang berlangsung sekitar 5-10 hari. Untuk menghindari bakteri ini, masaklah daging sampai matang, cuci buah dan sayuran dengan air mengalir sebelum dikonsumsi, dan hindari susu segar yang belum dipasteurisasi.

2. Campylobacter
Campylobacter jejuni adalah bakteri berbentuk spiral yang berkembang di ayam dan sapi. Bakteri ini bisa menginfeksi tanpa menyebabkan gejala penyakit.

Pada manusia, bakteri Campylobacter menyebabkan diare, perut keram, nyeri perut, dan demam. Feses diare seringkali berdarah. Kebanyakan kasus infeksi memang ringan, tetapi bakteri ini bisa berakibat fatal pada anak-anak, lansia, dan orang yang menderita gangguan imun.

Cara menghindari bakteri ini adalah memasak daging sampai matang, mencuci tangan dengan sabun setelah menyentuh daging mentah, serta membersihkan peralatan masak yang dipakai mengolah daging mentah.

3. Listeria
Listeria monocytogenes adalah bakteri yang biasa ditemukan di tanah dan air, dan juga makanan mentah, makanan olahan, serta susu yang tidak dipasteurisasi. Seperti bakteri lain, listeria juga dapat hidup dan menyebar di temperatur dingin seperti dalam kulkas.

Gejala kontaminasi bakteri listeria antara lain demam dan menggigil, sakit kepala, mual, dan nyeri perut. Pada ibu hamil dan janin, infeksi bakteri ini bisa berbahaya.

Hindari infeksi literia dengan mencuci bersih buah yang keras seperti melon atau mentimun. Bersihkan secara berkala kulkas dan pisahkan produk makanan matang dan mentah.

4. Vibrio
Vibrio parahaemolyticus biasanya ditemukan pada seafood mentah karena ia memang hidup di air asin. Dalam 24 jam sejak terinfeksi, seseorang akan merasakan gejala diare, mual, muntah, dan demam.  Gejalanya bisa bertahan 3 hari, namun infeksi yang berat jarang terjadi.

5. Toksoplasma
Lebih dari 60 juga pria, wanita, dan anak-anak di Amerika Serikat membawa parasit Toxoplasma gondii. Tetapi jarang ada yang menunjukkan gejala karena sistem imun menjaga supaya parasit ini tidak menyebabkan sakit.

Akan tetapi, ada juga orang yang mengalami toksoplasmosis, dengan gejala seperti akan sakit flu, yakni sakit kepala, tidak enak badan, dan demam. Pada ibu hamil, parasit ini bisa menyebabkan gangguan serius seperti kerusakan otak, mata, dan organ lain pada janin.

Kebanyakan orang terinfeksi toksoplasma setelah kontak dengan feses kucing yang membawa parasit, mengonsumsi daging yang belum matang, atau minum air yang terkontaminasi.

6. Salmonela
Salmonela adalah kelompok bakteri yang banyak ditemukan di telur setengah matang, daging, dan terkadang sayur dan buah yang tidak dicuci bersih.

Infeksi bakteri ini menyebabkan gejala demam, diare, sakit perut, dan nyeri kepala. Kebanyakan orang akan sembuh tanpa obat, tetapi infeksi salmonela bisa serius pada lansia, anak-anak dan penderita penyakit kronik.

7. Norovirus
Norovirus adalah virus penyebab gastroenteritis, penyakit yang memicu inflamasi di perut dan usus. Sebagian orang menyebutnya sebagai "flu perut".

Virus ini ditemukan pada makanan dan minuman yang terkontaminasi. Ia juga bisa hidup di permukaan atau menyebar karena kontak dengan orang yang terinfeksi.  Gastroenteritis sangat menular.

Gejalanya antara lain mual, sakit perut, muntah, diare, sakit kepala, demam, dan kelelahan, yang berlangsung beberapa hari. Kebanyakan orang bisa pulih dengan cepat, tetapi pada mereka yang kurang minum untuk menggantikan cairan yang hilang akibat muntah dan diare, diperlukan infus.

Untuk mencegah novovirus, cucilah tangan dengan sabun sebelum makan, bersihkan dengan disinfektan permukaan di dapur dan kamar mandi.


G.                      PENYEBAB STREES, DAN PEMISAHAN ANTARA MATERI DAN “AKU”

Stres adalah suatu kondisi anda yang dinamis saat seorang individu dihadapkan padapeluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individuitu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. Stress adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat.

Ada beberapa penyebab stress yang kadang kadang tidak diketahui oleh yang bersangukutan antara lain:
1.                        Beban Fisik yang yeng relatif lama
2.                        Ketidak puasan terhadap pencapaian hasil upaya/ merasa superior
3.                        Kekhawatiran terhadap sesuatu/ kurang percaya diri
4.                        kegagalan dalam usaha. 



H.                      TERAPI DZIKIR DAN MODEL-MODELNYA

Asal kata dzikir dari kata dzakara, yadzkuru, dzikran, yang berarti mengingat. Pengertian ini menurunkan makna terminologinya menjadi ingat kepada Allah dengan menghayati kehadiran-Nya, ke-Maha-Sucian-Nya, ke-Maha-Terpuji-Nya, dan ke-Maha-Besaran-Nya. Sehingga dzikir menjadi sikap batin yang bisa diungkapkan melalui ucapan tahlil, tasbih, dan tahmid.
Zikir merupakan nafas dalam kehidupan tasawuf, Ibnu Atha’illah As-Sakandari, membagi zikir menjadi tiga bagian, yaitu dzikir jali (nyata, jelas), dzikir khafi (dzikir yang samar-samar), dan dzikir haqiqi (zikir yang sebenar-benarnya). Dzikir jali adalah suatu perbuatan mengingat Allah SWT dalam bentuk ucapan lisan yang mengandung arti pujian rasa syukur, dan doa kepada Allah SWT yang lebih menampakkan suara yang jelas untuk menuntun gerak hati. Dzikir khafi adalah dzikir yang dilakukan secara khusyu’ oleh ingatan hati, baik disertai dzikir lisan ataupun tidak. Sedangkan dzikir haqiqi, adalah tingkat dzikir yang paling tinggi, yang dilakukan oleh seluruh jiwa raga, lahiriah dan batiniah, kapan dan dimana saja, dengan memperketat upaya untuk memelihara seluruh jiwa raga dari larangan Allah dan mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya.
Ada beberapa cara berzikir, yaitu dzikir dzahir (suara keras), dzikir sirr (suara hati), dzikir ruh (suara ruh / sikap zikir), dzikir fi’ly (aktifitas), zikir afirmasi, zikir pernafasan, zikir model terakhir yang banyak bermanfaat untuk proses penyembuhan penyakit fisik.  



I. TERAPI DO’A

Kata doa, menurut bahasa artinya permohonan atau panggilan. Sedangkan menurut istilah syar’i, berarti meminta pertolongan kepada Allah SWT, beerlindung kepada-Nya dan memanggil-Nya, demi mendapatkan manfaat atau kebaikan dan menolak gangguan atau bala. Kata ini diterjemahkan dari bahasa arab yang berarti permohonan atau permintaan, sehingga secara spesifik menurut istilah islam, doa berarti permohonan manusia kepada Allah dengan penuh pengharapan agar tercapai segala sesuatu yang diinginkanya dan terhindar dari segala perkara yang ditakuti dan tidak diinginkanya. 
Terapi Doa bukanlah hanya pelengkap dalam ibadah. Tetapi terapi doa adalah ibadah itu sendiri seperti halnya terapi dzikir. Karena sebenarnya terapi doa ada dalam setiap ibadah. Contoh yang paling sederhana adalah bacaan Al Fatihah yang ada dalam setiap rakaat dalam bacaan shalat fardhu maupun sunnah berisikan doa, yaitu memohon untuk ditunjukkan jalan yang lurus, jalan yang di ridhoi Allah. Pada saat duduk antara dua sujud pun berisikan bacaan doa. Jadi doa itu adalah ibadah.

Seperti sabda Rosulullah :
 Doa itu adalah ibadah (HR. Abu Dawud dan At-Turmudzy)

Firman Allah tentang doa : 
tA$s%ur ãNà6š/u þÎTqãã÷Š$# ó=ÉftGór& ö/ä3s9 4 ¨bÎ) šúïÏ%©!$# tbrçŽÉ9õ3tGó¡o ô`tã ÎAyŠ$t6Ïã tbqè=äzôuy tL©èygy_ šúï̍Åz#yŠ ÇÏÉÈ   š
“ Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam Keadaan hina dina”. (QS : Al-Mu’min 40:60)
ÇÏÉÈ   #sŒÎ)ur y7s9r'y ÏŠ$t6Ïã ÓÍh_tã ÎoTÎ*sù ë=ƒÌs% ( Ü=Å_é& nouqôãyŠ Æí#¤$!$# #sŒÎ) Èb$tãyŠ ( (#qç6ÉftGó¡uŠù=sù Í< (#qãZÏB÷sãø9ur Î1 öNßg¯=yès9 šcrßä©ötƒ ÇÊÑÏÈ  
“ Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaKu, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintahKu) dan hendaklah mereka beriman kepadaKu, agar mereka selalu berada dalam kebenaran “ (Al-Baqarah 2: 186)
Di dalam melakukan terapi doa laksanakan dengan rendah hati dan suara yang lembut, seperti bunyi salah satu ayat Al Quran : 
(#qãã÷Š$# öNä3­/u %YæŽ|Øn@ ºpuŠøÿäzur 4 ¼çm¯RÎ) Ÿw =Ïtä šúïÏtF÷èßJø9$# ÇÎÎÈ  
“ Berdoalah kamu kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara lembut. Sesungguhnya Dia tidak suka kepada orang-orang yang melampaui batas” (QS Al-A’raf, 7:55)


J. TERAPI TAUBAT

-   Pengertian Taubat

Taubat adalah kembali dari perbuatan maksiat menuju ketaatan kepada Allah SWT. Dalam pandangan Islam taubat bukanlah perkara yang susah dan menyulitkan, sehingga membutuhkan biaya yang tinggi atau tenaga yang besar. Sebaliknya, taubat merupakan perkara yang sangat mudah, ia senantiasa terbuka setiap saat bagi siapa saja yang ingin bertaubat dari kesalahan yang telah diperbuat.
Hal-hal berikut ini akan lahir dari kedurhakaan dan kelalaian untuk berdzikir kepada Allah, seperti tanaman yang ditumbuhkan karena air dan kebakaran yang berasal dari api : hidayah menipis, cara pandang tidak benar, kebenaran tertutup, hati rusak, dzikir melemah, waktu terbuang sia-sia, hati jauh dari Allah, hubungan antara hamba dengan Rabb-nya tidak akrab, doa tak didengar, hati mengeras, berkah pada rejeki dan usia dihapuskan, kesulitan mendapatkan ilmu, adanya kehinaan, penghinaan oleh musuh, dada menjadi sesak, ujian dengan teman-teman yang bermoral bejat, merusak hati, kegundahan yang tak pernah berhenti, kehidupan yang sengsara, dan perasaan yang perih. Sedangkan hal-hal yang merupakan kebalikan dari semua itu terlahir dari ketaatan. Sedangkan dampak dari istighfar dalam mengusir keresahan, kegundahan, dan kesempitan telah sama-sama diketahui oleh para ahli agama dan orang-orang pandai dalam setiap umat. Kedurhakaan dan kerusakan akan menyebabkan keresahan, kegundahan, rasa takut, rasa sedih, kesesakan di dalam dada, serta berbagai penyakit hati yang lain. Setelah melakukan kedurhakaan dan jiwa mereka sudah bosan dengan kedurhakaan itu, maka mereka akan kembali melakukan perbuatan dosa sebagai pelampiasan untuk menghilangkan kesempitan, keresahan, dan kegundahan yang ada di dalam dada mereka. Menghapuskan pikiran di dalam jiwa dengan melakukan kedurhakaan yang telah menyebabkan beban pikiran sebelumnya adalah dampak yang ditimbulkan dari dosa-dosa dan maksiat yang ada di dalam hati. Karenanya, cara yang paling ampuh untuk mengurangi beban pikiran itu hanyalah taubat dan istighfar.
   Sebagian besar orang menyangka bahwa istighfar dan taubat hanyalah cukup dengan lisan semata. Sebagian mereka mengucapkan, “Aku memohon ampunan kepada Allah dan bertaubat ke-padaNya”. Tetapi kalimat-kalimat di atas tidak membekas di dalam hati, juga tidak berpengaruh dalam perbuatan anggota badan. Sesungguhnya istighfar dan taubat jenis ini adalah perbuatan orang-orang dusta. Imam Ar-Raghib Al-Ashfahani menerangkan: “Dalam istilah syara’, taubat adalah meninggalkan dosa karena ke-burukannya, menyesali dosa yang telah dilakukan, berke-inginan kuat untuk tidak mengulanginya dan berusaha mela-kukan apa yang bisa diulangi (diganti). Jika keempat hal itu telah terpenuhi berarti syarat taubatnya telah sempurna.
Imam An-Nawawi dengan redaksionalnya sendiri menje-laskan: “Para ulama berkata, ‘Bertaubat dari setiap dosa hu-kumnya adalah wajib. Jika maksiat (dosa) itu antara hamba dengan Allah, yang tidak ada sangkut pautnya dengan hak manusia maka syaratnya ada tiga. Pertama, hendaknya ia menjauhi maksiat tersebut. Kedua, ia harus menyesali per-buatan (maksiat)nya. Ketiga, ia harus berkeinginan untuk tidak mengulanginya lagi. Jika salah satunya hilang, maka taubatnya tidak sah.
Adapun istighfar, sebagaimana diterangkan Imam Ar-Raghib Al-Ashfahani adalah “Meminta (ampunan) dengan ucapan dan perbuatan. Dan firman Allah: 
àMù=à)sù (#rãÏÿøótFó$# öNä3­/u ¼çm¯RÎ) šc%x. #Y$¤ÿxî ÇÊÉÈ  
“Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun.” (Nuh: 10). 
Tidaklah berarti bahwa mereka diperintahkan meminta ampun hanya dengan lisan semata, tetapi dengan lisan dan perbuatan. Bahkan hingga dikatakan, memohon ampun (istighfar) hanya dengan lisan saja tanpa disertai perbuatan adalah pekerjaan para pendusta.



K.                      TERAPI OLAH PIKIRAN DAN OLAH RASA

Apapun yang anda lihat dialam semesta melihat kita. Apapun sikap, perasaan, pikiran, dan keinginan yang kita utarakan, tidak peduli apakah itu positif atau negatif, akan kembali pada kita. Karena semua hal dialam pada dasarnya tersusun atas kuantum yang memiliki pola getaran atau frekuensi tertentu. Pikiran, perasaan, tindakan, kemauan dan segala bentuk emosi kita memiliki frekuensi tertentu, sehingga apa yang kita “pancarkan” akan ditangkap oleh mereka yang berada disekitar kita. Dengan kata lain apa yang terjadi pada kita, adalah cerminan dari isi pikiran kita.
Perasaan, pikiran, kepercayaan dan semua tindakankita, semua tersusun dari energi yang memiliki frekuensi tertentu. Getaran ini kemudian menarik hal lain yang memiliki frekuensi yang sama untuk bergabung. Sehingga semua yang kita pikirkan, rasakan, percayai dan lakukan tadi akhirnya kembali lagi ke kita dan membentuk realitas hidup kita sesuai dengan yang kita pikirkan sendiri. Kita bisa menarik hal-hal, kejadian-kejadian dan orang-orang tertentu dalam kehidupan kita. Energi energi atau frekuensi negatif menarik semua yang memiliki energi negatif, sebaliknya energi positif menarik semua energi positif pula.
Jadi kehidupan kita bisa kita bentuk sendiri, dengan lebih dahulu membentuk sumber energi didalam diri kita sendiri agar sesuai dengan hasil yang kita harapkan diluarnya. Dunia atau kehidupan anda adalah sebuah cermin besar yang memantulkan kembali gambaran diri anda yang sebenarnya. Bila anda adalah seorang penyayang, suka menolong, ramah, suka memberi, maka dunia juga akan ramah, menyayangi dan selalu menyediakanpertolongan bila anda memerlukan bantuan.
Bila persaan kita dipenuhi dengan kegembiraan dan rasa syukur, maka emosi kita akan memancarkan vibrasi frekuensi tinggi yang menarik hanya hal-hal yang baik untuk kita, yang mempunyai frekuensi tinggi juga sesuai dengan apa yang telah kita pancarkan. Sebaliknya, jika kita memancarkan frekuensi rendah selain kegembiraan, yang antara adalah kecemasan, ketakutan, rasa bersalah, atau bahkan hanya sedikit saja kekhawatiran, emosi-emosi tersebut akan memancarkan frekuensi rendah. Sama seperti frekuensi tinggi, frekuensi rendah akan mendapatkan balasan yang setara, yaitu frekuensi rendah pula untuk kita.


    
L.                       TERAPI KEYAKINAN DAN SEMANGAT DIRI
Ø  Keyakinan adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran.Karena keyakinan merupakan suatu sikap, maka keyakinan seseorang tidak selalu benar atau, keyakinan semata bukanlah jaminan kebenaran.
Contoh: Pada suatu masa, manusia pernah meyakini bahwa bumi merupakan pusat tata surya, belakangan disadari bahwa keyakinan itu keliru.
Ø  Semangat adalah roh kehidupan yg menjiwai segala makhluk, baik hidup maupun mati (menurut kepercayaan orang dulu dapat memberi kekuatan): seorang dukun di desanya dapat memanggil.


M.                     TERAPI SHALAWAT

Cinta rasul, adalah syarat mutlak seseorang dikatakan muslim atau mukmin. Ketika menyebut Allah dalam syahadat, tak ketinggalan nama Muhammad pun harus disebut. Mukmin kepada Rasul-Nya, Allah SWT memerintahkan kita agar selalu bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW (QS: Al-Ahzab:56)
Memang, tidak diberikan tuntunan resmi tentang ekspresi kecintaan seorang mukmin kepada rasulnya. Oleh karenanya, para sahabat sendiri, dalam mengekspresikan cintanya kepada Rasulullah SAW, demikian beragam. Abu bakar Shiddiq, rela menjadi pengganti Rasulullah untuk tidur untuk mengelabui kafir quraisy yang mengejar beliau, dan ketika peristiwa isra’ dan mi’raj, yang dianggap mustahil bagi semua orang, Abu bakarlah yang pertama kali meyakini kebenaranya, sehingga ia dikenal dengan julukan as-shiddiq (yang membenarkan). Umar bi khattab, sampai-sampai mengumpulkan keringat rasul kedalam botol untuk mendapatkan berkah, dan sampai saat ini masih banyak orang yang begitu menjunjung tinggi keluarga beliau.
Bagi kita yang tidak pernah bertemu dengan Rasulullah, kecintaan kita dapat diwujudkan dengan bershalawat kepadanya. Ketika belum lengkap tanpa didahului dengan bershalawat. Kekuatan doa, mampu mewujudkan segalanya. Oleh karenanya, kekuatan shalawat adalah kekuatan yang luar biasa, sebagai bentuk cinta kita kepada Rasulullah SAW.


N.                      TERAPI SHALAT JASMANIYAH DAN RUHANIYAH

Shalat ialah “ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbirat al-ihram dan diakhiri salam dengan syarat-syarat yang telah ditentukan.” Shalat diwajibkan kepada semua orang islam yang mukallaf (baligh dan berakal) dan suci, sehari semalam lima kali.
Sebelum menunaikanya harus mengetahui beberapa syarat-syaratnya terlebih dahulu, setelah syarat-syarat terpenuhi, maka bolehlah seseorang menjalankan shalat secara sempurna, yakni menjalankan semua rukun dan kesunnatan-kesunnatanya.
Apabila shalat diibaratkan dengan manusia, maka shalat adalah masih merupakan jasad/fisik shalat, belum mempunyai jiwa. Jasad tanpa disertai jiwa tidak mempunyai arti. Oleh karena itu, maka sedapat mungkin kita berusaha menghidupkanya dengan jalan memasukkan jiwa shalat.
Ada dua macam jiwa shalat, yaitu ikhlash dan khusyu’. Ikhlas dalam baasa arab berarti memurnikan niat semata-mata karena Allah. Artinya, didalam melaksanakan shalat harus benar-benar didorong oleh hati suci, tidak tercampur dengan motif dan dorongan yang lain. Misalnya shalat tidak karena ingin dipuji orang. Tidak dimarahi orang tua dan sebagainya.
Khusyu’ bisa diartikan konsentrasi dan menghayati apa yang sedang dilakukan dan diucapkan. Dalam shalat harus selalu di sertai khusyu’ ini. Umpamanya pada waktu mengucapkan takbir “allahu akbar”, hati memahami dan menghayati sepenuhnya, bahwa Allah Maha Besar. Pada waktu sujud juga demikian, mengakui kelemahan dirinya dan mengakui kebesaran-Nya dan sebagainya.

O.                      MERASAKAN IBADAH

Ibadah adalah jika seseorang menghambakan diri terhadap yang lain, ia akan mengikuti, mengagungkan, memuliakan, mematuhi, dan tunduk.
 Ibadah dibagi menjadi 2 yaitu:
-          Mahdzoh
Ibadah yang ditentukan bentuk; ketentuan; dan pelaksanaanya.
-          Ghoiru mahdzoh
Adalah semua perbuatan yang mendatangkan kebaikan dan dilaksanaka dengan niat semata-semata karena Allah.



REFERENSI :
Syukur, Amin, “Pengantar Studi Islam” , Pustaka Nuun: Semarang, 2010
Rini, Ira Puspita, “Terapi Berperasaan Positif” ,Penerbit  Bangkit: Jogjakarta, 2011
Tim Skill Production, “Bunga Rampai Pandangan Hidup” ,Eska Media:Jakarta
Kurniawan, Irwan , “Terjemahan Mukasyafah Al-Qulub” , Penerbit Marja’:Bandung, 2003
As’ad, Ali , “Terjemahan  Ta’limul Muta’allim” , Menara Kudus: Yogyakarta, 1978
Syukur, Amin , “Sufi Healing” , Penerbit Erlangga :Jakarta, 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar